Desain grafis, sebenarnya adalah bakat yang tidak bisa
dipandang sebelah mata, kemampuan itu sebenarnya sama dengan kemampuan lain
misalnya menjahit, memasak, bermain musik, dan lain – lain. Tapi namanya bakat,
talent, atau kemampuan, pasti ada saja yang meremehkannya dengan cara yang
paling sering ditemui adalah tidak di apresiasinya kemampuan tersebut. Dan
sebagai orang yang bisa (belum ahli) di desain grafis, saya sendiri sudah
pernah beberapa kali mendapatkan client yang kurang menyenangkan, terutama disini
karena permintaannya yang aneh – aneh, namun enggan memberi bayaran yang
sepantasnya ke kita sebagai desainernya. Dan di kesempatan kali ini saya akan
menceritakan beberapa pengalaman saya ketika mendapatkan client yang bagi saya
nyebelin dan tidak mengapresiasi desainer sama sekali.
Cerita 1
Pertama, ketika liburan waktu saya masih SMK, saya membuat
iklan untuk siapa yang mau order desain, jiplak logo dan sebagainya. Saya
mendapat order dari salah satu orang, yang meminta saya untuk menjiplak logo blink
182 yang bundar. Dan dia memberi contoh logonya ke saya, berukuran sekitar
400x400 pixel dalam format bitmap .jpg tentu saya inisiatif mencari contoh logo
yang ukurannya besar supaya ketika tracing saya juga tidak kesusahan, tapi
buset digoogle juga tidak ada pada waktu itu, mungkin logo itu logo fans grup
dan bukan logo official sehingga tidak ada di penelusuran google. Okelah, demi
rupiah yang telah dijanjikan waktu itu saya beri harga 50ribu dan dia pun
setuju. Saya tetap trace manual logo tersebut. Bayangkan saja gambar ukuran
400x400px di zoom, pecah coy.. ngetrace nya jadi ngetrace pixel.
Setelah beberapa jam, ya akhirnya tetap jadi juga.
Sebelumnya, dia minta di jiplakin sama persis, ya sudah saya turutin saja
kemauannya. Ketika sudah jadi tadi, lalu saya screenshoot beserta lembar kerja
softwarenya. Saya bandingin gambar dari dia dan gambar hasil jiplak yang dalam
bentuk vector dan saya scale 4x lipatnya. Ukurannya beda, gambar vector saya
scale biar keliatan bedanya kalau jiplakannya memang jadi. Tapi sesudah saya
kirimkan ke dia screenshotnya, dia malah bilang “kok gambarnya sama persis”. Di
saat itu, saya langsung terdiam dan berspekulasi “nih orang gblk, minta jiplak
tp gatau gambar”. Saya balesin “kan kemarin minta di jiplakin sama persis, gimana
sih?” akhirnya dia cancel order.
Cerita 2
Nah, yang kedua, saya inisiatif bikin jasa membuat amplop
custom pakai foto keluarga yang bisa dipakai waktu idul fitri. Saya sudah
pasang iklan di iklan baris online. Selama yang order biasa saja, tidak aneh –
aneh, sesuai “normal” nya orang order ya biasa saja. Tapi kali ini ada satu
orang yang aneh dan sekali lagi tidak bisa mengapresiasi desainer. Normalnya,
kalau amplop pakai foto keluarga, dan dia order amplop dalam jumlah banyak,
saya gratiskan biaya desain, karena saya tinggal masukkan foto ke desain
amplopnya sama nanya mau warna apa amplopnya.
Kali ini beda, dia ingin gambar amplopnya gambar muslim
cilik dengan masjid sebagai backgroundnya. Oke, dia minta custom desain, lalu
saya beri harga. Harga yang saya tawarkan sebenarnya juga sudah cukup murah,
karena saya pakai free stock vector untuk gambar background. karena dia sudah ngasih gambar anak musil ciliknya yang saya yakin dia juga cuma comot dari gambar orang lain. Disini saya beri harga
50ribu juga untuk satu desain.
Ketika masih diskusi, saya berkata akan mencoba dulu, nanti
kalau dia sudah lihat desainnya dan mau beli, baru saya kasih harga. Metode ini
saya coba supaya kalau client sudah suka dengan desain kita, dia tidak akan
lepas dari kita kecuali dia mendapatkan desain yang lebih bagus.
Lalu waktu saya memberi harga, dia terkejut. Client berkata
kalau desainnya terlalu mahal. Dalam hati saya “what. 50ribu mahal coy.. lu
kira belajar desain murah?”
Saya lalu menjawab, kalau harga segitu kemahalan, masa mau
di nego juga. Ee taunya dia beneran nego, dia bilang “kalau boleh desainnya 20
ribu, nanti saya akan langganan ke masnya”. Dih, 20ribu untuk jual satu desain.
Saya Cuma dapet 20ribu, dia dapet desain bisa cetak ribuan amplop dan dapet
keuntungan ratusan ribu? Yang bener aja kan.
kalau kondisi seperti ini, harusnya kerjasamanya saya akan mendapat royalti tiap dia menjual sejumlah amplop dengan desain saya. tapi baru seperti ini aja dia udah mau enak sendiri, saya jamin dia tidak mau diajak kerjasama bagi royalti seperti ini.
Sesudah itu saya tidak balas chat client yang satu ini, tapi
bener, metode yang saya ambil ini membuat pelanggan “terikat” pada desain kita.
3 hari kemudian, dia chat saya lagi minta dicetakin 10 amplop pakai kertas
mengkilap dan tidak mudah sobek. Mungkin dia mau bikin contoh amplop? Lalu yang
bikin saya tidak mau menanggapi client ini lagi, ketika dia tau – tau
memberikan template papercraft bentuk
mobil, dan Tanya “kalo amplop lebaran desain seperti ini gimana?” liat aja nih
screenshotnya:
Selang 1 minggu, dia chat saya lagi, dan dia minta lagi –
lagi 10 lembar amplop dengan desain yang sudah saya buat, tapi saya sudah
terlanjur males, karena pada sebelumnya sudah membuat saya muak. Ya emang tidak
semua client seperti ini, nyatanya juga banyak client yang paham dan tau
aturan. terus soal "desain yang aku kirimkan". Dih, dia aja cuma ngasih gambar nyomot gambar orang lain jugak, itu pula dia dapet resolusi kecil lagi, behh
Kalau soal “Desain Gratis” yang ada di beberapa percetakan,
setau saya mereka sudah mendapatkan gaji minimal UMR dari perusahaan. Sehingga
segala desain yang mereka buat adalah hak dari percetakan dimana desainer itu
bekerja, sehingga bayaran atas desain mereka sebenarnya sudah termasuk dalam
gaji mereka. Itu sih menurut saya.
Oke, postingan ini akan terus bertambah seiring saya
mendapatkan client yang aneh bin ngeselin. Mungkin judul lain yang cocok untuk
postingan ini adalah sekelumit duka menjadi seorang desainer grafis. Hahaha.
Kalau pengalaman ngeselinmu gimana?