Oke, postingan kali ini bermula pada kenyamanan saya menggunakan provider 3 untuk menjadi nomor telepon pokok saya, yang saya gunakan untuk banyak keperluan serta terdaftar di beberapa platform online yang saya gunakan. Saya mengandalkan 3 karena dulu dia memiliki paket AON yang harganya cuma 50ribu tapi dapat masa aktif hingga 1 tahun, jadi anggap saja setahun saya hanya perlu memberi makan nomor tersebut 50rb rupiah saja, karena saya jarang melakukan telfon dan sms, berhubung semua sudah pindah ke jaman Blackberry Messanger atau BBM, sehingga aktifitas chat sudah tidak menggunakan sms lagi, belum lagi setelah itu Whatsapp mulai booming sehingga untuk melakukan telefon sekaligus chatting sudah tidak menggunakan sinyal GSM lagi, melainkan menggunakan kuota internet.
Karena saya pakai HP android, dan waktu itu masih kondisinya beli kartu baru plus kuota itu lebih murah daripada beli voucher, itu karena varian voucher belum banyak dan ramah di kantong. Sehingga saya memutuskan untuk membeli kartu baru yang sudah aktif dan kuotanya juga besar pada masa itu. Sehingga daripada saya buang kartu pokok yang sudah lama sekali saya pakai, nomornya 11 digit pula, kan sayang, makanya saya aktifin terus nomor tersebut pakai paket AON yang 50rb aktif 1 tahun tersebut. Jadi tanpa harus terus ngasih tau temen kalau nomor ganti karena nomor selalu sama, meski kartu kuota selalu ganti ketika habis.
Tapi semenjak tahun 2019 - 2020 an, ternyata dari 3 nya sudah tidak memberikan paket AON 1th lagi, tanpa sadar karena saya sering menghiraukan sms yang masuk, tau – tau saya mendapati nomor saya sudah tidak mendapatkan sinyal lagi, awalnya saya pikir hp yang saya gunakan itu rusak, maklum cuma hp senter murahan yang saya gunakan untuk standby kartu ini, tapi setelah saya cek, ternyata kartu saya sudah lewat masa tenggang. Saya bingung pertamanya karena saya pikir itu sudah mati sejak lama. Namun seingat saya 1 minggu yang lalu sinyalnya masih normal – normal saja. Maka dari itu saya pikir masih bisa menyelamatkan nomor saya meski harus ke gerai 3 terdekat.
Karena saya tinggal di jogja, alamat gerai 3 disini cuma ada 1 yaitu di jalan Jl. C. Simanjuntak No.41. Saya kesitu dengan bantuan gps karena meski asli jogja, saya termasuk kuper sehingga saya jarang pergi – pergi bermain ke tengah kota apalagi d pelosok kota, maklum jomblo. Nah, lanjut lagi, disitu ternyata kawasan jalan satu arah. Ketika sudah sampai, gerainya itu di bagian kanan jalan sehingga dari kiri tidak terlalu terlihat logo 3 atau papan namanya, saya kelewatan beberapa meter, terus daripada muter kejauhan, mending nyebrang dengan gaya. Jiahahaha. Sampainya di gerai 3 juga langsung ada kang parkir yang ngarahin ke tempat yang kosong. Kang parkirnya pun juga nanyain “mau ngapain” lah istilahnya, terus saya bilang “ngaktifin kartu yang udah mati pak” lalu kang parkir nya juga mengingatkan “oo, udah bawa ktp sama kartu keluarga?” karena saya sudah baca – baca sebelumnya, tentu saya sudah bawa semua berkas yang diperlukan.
Untuk mengaktifkan kartu 3 yang sudah mati, kita perlu membawa KTP dan KK, KTP harus yang asli, sedangkan kartu keluarga bisa berupa salinan fotokopian. Dan pastikan juga kartu yang sudah mati tersebut terdaftar sama dengan ktp yang mau gunakan, sehingga nanti prosesnya bisa lebih mudah. Karena tentu nanti ada verifikasi data juga ketika ingin melakukan aktivasi ulang.
Agak ngeri ketika bepergian disaat itu karena kasus COVID19 sedang besar – besarnya di jogja, namun untung saja gerai 3 masih bisa dikunjungi, karena kalau tidak, bisa – bisa saya say goodbye pada nomor sepuh yang juga udah kedaftar di banyak platform sebagai nomor telfon aktif. Sampai sana, waktu mau masuk gerainya juga sudah ada pak satpam yang bawa thermo gun, cek suhu biasa, karena belum ada vaksin waktu itu, jadi sekedar cek suhu lalu pak satpam tanya lagi apa keperluannya, tanya sudah bawa ktp dan kk kan? . Saya jawab sudah, lalu pak satpamnya ngambilin nomor antrian. Nah, karena gerainya itu kecil banget untuk sebuah “kantor service center” jadi seperti ruko minimalis, dan karena banyak yang antri, antriannya sampai ke luar gedung gitu, di emperan tapi dikasi sofa dan kursi – kursi kekinian gitu.
Masker pas mahal - mahalnya, 1box bisa 200rb,
saya pake masker kain yg ramah harganya wkwk
Ketika giliran saya “masuk” ke ruangannya, didalam juga super minimalis, kursi nya sedikit, mungkin karena covid jadi semua dibuat sedikit mungkin orang yang bisa masuk ke ruangan layanan. Mba – mba customer service nya malah tidak duduk, jadi pada berdiri semua dengan sebuah tablet untuk mengatasi semua urusan dengan konsumen dan sebuah meja kecil untuk menaruh tablet tersebut.
Mungkin karena professionalitas atau karena mba – mba nya udah banyak dapat konsumen seperti saya, waktu saya bilang “bisa di aktifin lagi kan mba, soalnya nomor penting eh”, mba nya no komen sebelum dapat jawaban dari sistem. Untung saja kata mba nya nomor saya masih di karantina, jadi kemungkinan besar masih bisa jadi milik saya lagi. Apalagi data user terdaftar juga sama seperti ktp dan kk yang saya bawa.
Lalu saya diberi opsi, ganti kartu baru aja nanti kena biaya sekitar 20ribu kalau tidak salah, namun kalau ganti kartu sekalian beli masa aktif 4tahun, nanti cuma bayar 150ribuan, yaudah kan mending beli masa aktif sekalian, daripada AON 1th 50rb ini malah 4tahun cuma 150ribu. Lalu saya tanya juga sama mba nya, kalau paket seperti ini gaada vouchernya ya. Mba nya lalu jawab “iya kak, kalau paket khusus seperti ini harus dateng kesini belinya”
Nah setelah itu, saya diambilkan kartu baru, yang sebenarnya udah ada nomernya tuh, tapi di coret coret sama mba nya karena nanti nomernya bakal sama seperti nomor saya yang mati. Dengan catatan, kata mba nya “kartunya jangan di pasang dulu, jadi besok nunggu telfon dari saya, baru sesudah itu kartunya baru bisa digunakan”. Dalam hatiku “asekk di telfon mba nya, wkwkwk”. Jadi saya juga ngasih nomor aktif yang lain yang bisa ditelfon sama mba nya besok itu.
Sesudah menyelesaikan pembayaran dan urusan. Sekitar 3 hari setelah proses, saya ditelfon mba nya beneran, memberitahukan kalau kartunya sudah bisa dipasang dan digunakan, nanti kalau masih tidak bisa, bisa telfon mba nya juga. Sayangnya, ketika saya pasang sudah langsung bisa normal, sehingga saya tidak jadi nelfon mba nya lagi deh.
Jadi kesimpulannya, kalau mau mengaktifkan lagi kartu yang sudah mati, selama nomor tersebut belum di recycle jadi nomor baru yang dijual lagi, kalau di sini tadi mungkin maksudnya masa “karantina”, kita bisa klaim kartu kita kembali, terlebih ketika kita membawa data pendukung yang kuat dari ktp dan kk, kalau nama terdaftar sama dengan nama ktp, yakin deh bakal mulus prosesnya. Untuk biayanya seperti foto invoice yang saya sertakan di postingan ini kalau mau ambil masa aktif 4 tahun sekalian.